Kamis, 25 April 2013

Mewaspadai Cinta Buta antara Pria dan Wanita

by www.ashabul-muslimin.tk

Dalam hubungan antara pria dan wanita, pembentukan ikatan di antara keduanya, di luar yang diridhai Allah, merupakan salah satu faktor paling kritis yang menuntun pada "kemusyrikan". Ikatan itu bisa berupa pernikahan, atau "hidup bersama", yang sudah diterima semakin luas.

Dalam cinta dengan pemahaman romantik ini, "dua sejoli" menunjukkan kepada satu sama lain semua kewajiban yang seharusnya ditujukan kepada Allah, dan mereka menunjukkan kepada satu sama lain perasaan yang seharusnya diberikan kepada Allah, seolah-olah mereka memiliki eksistensi terpisah dari-Nya. Individu-individu ini, alih-alih mengingat Allah, hanya memikirkan satu sama lain. Ketika mereka membuka mata di pagi hari, alih-alih bersyukur kepada sang Pencipta untuk hari baru itu, mereka saling memikirkan, mencari cara untuk menyenangkan satu sama lain, bukan menye-nangkan Allah. Mereka mau mengorbankan diri bagi satu sama lain, tetapi tidak bagi Allah.

Singkatnya, masing-masing menuhankan yang lainnya. Demikian pula, ketika kita memperhatikan pelbagai contoh tentang pemahaman cinta yang menyimpang ini, yang telah meluas di seluruh dunia, kita akan menemukan bahwa pria dan wanita romantik dengan terbuka saling mengatakan, "Aku memujamu," "Ke mana pun aku pergi, aku selalu memikirkanmu," dan pernyataan-pernyataan lain sejenisnya. Namun, sebenarnya ke mana pun seseorang melihat, dan ke mana pun dia pergi, satu-satunya Dzat yang pantas dipuja adalah Allah, Tuhan Semesta Alam.

Seperti yang telah kita kaji, cinta romantik tampaknya menjadi jenis cinta tanpa dosa, padahal ia sejenis "kemusyrikan", yang sangat tercela dalam pandangan Allah. Namun, setan membutakan orang-orang dari kebenaran, dan begitu pula dalam masalah ini, dia lagi-lagi membe-lokkan kebenaran untuk membuatnya tampak menyenangkan, dan membuat orang-orang mengikuti jalan yang ditunjukannya kepada mereka:

 

"Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih." (QS. An-Nahl, 16: 63)

 

"Dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 38)

 

Al Quran meminta perhatian khusus pada nafsu menyimpang yang dirasakan bagi seorang wanita dalam jenis cinta romantik ini. Penerima cinta ini bisa jadi wanita mana pun: istri, kekasih, bahkan, cinta "platonik" jarak jauh. Jika cinta jenis ini mencegah seseorang dari mengingat Allah sebagaimana seharusnya, atau membuatnya lebih memilih kekasihnya dalam hati daripada Allah, berarti cinta sudah menuntun orang itu ke dalam kemusyrikan. Tentu saja, ancaman ini berlaku bukan hanya bagi laki-laki, melainkan juga wanita.

Orang-orang yang hidup terperangkap dalam hubungan romantis pria-wanita ini, sering tidak menyadari bahaya yang dimasukinya. Disebabkan kenyataan bahwa sejak masa kanak-kanak mereka telah mengikuti petunjuk dari masyarakat yang salah arah, tanpa mengetahui bahwa Al-Quran adalah satu-satunya pembimbing mereka ke jalan yang benar, maka mereka benar-benar tidak menyadari bahwa jalan hidup yang mereka tempuh adalah jalan yang salah dalam pandangan Allah. Karena mereka menjalani kehidupan tanpa kesadaran akan Allah, mereka menjadi terjebak di dalam lumpur kebodohan, walaupun, seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka meyakini jalan mereka benar. Namun, karena mereka tidak mempunyai keimanan kepada Allah, kearifan dan pemahaman mereka menjadi buta.

Terperangkap dalam cinta tanpa akal, pria dan wanita, yang memuja satu sama lain, terkadang dituntun merusak diri-sendiri. Misalnya, sepasang remaja yang saling mencintai bisa teperdaya hingga mencari kesenangan dengan bunuh diri. Apabila keadaan tidak mengizinkan keduanya bersatu, mereka akan meloncat dari jembatan sambil berpegangan tangan dengan maksud melanggengkan cinta mereka, atau agar "jiwa mereka bisa bersatu selama-lamanya," atau motif-motif irasional lainnya. Namun, dalam melakukan perbuatan seperti itu, mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka melemparkan diri sendiri ke dalam rahang neraka. Dalam melakukan perbuatan terlarang seperti itu, tanpa melihat kesalahan di dalamnya, mereka yakin akan disatukan lagi bukan dengan Allah tetapi dengan satu sama lain setelah kematian. Mereka baru sadar ketika mereka melihat Malaikat Maut pada saat-saat terakhir, tetapi itu sudah terlambat. Kita bisa membaca berita koran tentang surat-surat menyedihkan yang ditinggalkan orang-orang yang bunuh diri karena cinta tidak terbalas. Ini adalah contoh nyata bagaimana romantisisme bisa sepenuhnya menutupi pikiran dan hati nurani.

Namun, ketika kain penutup mata disingkirkan, dan orang itu melihat bahwa ancaman siksaan abadi itu nyata, akhirnya dia akan mencoba menyelamatkan diri sendiri dengan menawarkan tebusan berupa kekasihnya yang secara buta telah dipuja dan dituhankannya di bawah pengaruh romantisisme. Apa yang akan dilakukan oleh orang-orang ini digambarkan dalam ayat Al Quran sebagai berikut:

 

"Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya." (QS. Al Ma'aarij, 70: 11-14)

 

Situasi yang sama digambarkan dalam ayat lain:

 

"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. 'Abasa, 80: 34-37)

 

Jenis cinta romantis yang menuju kemusyrikan telah diterima dalam masyarakat sebagai "tanpa dosa", seperti "romans murni" dan "perasaan sejati"; bahkan sering dipuji dan didukung. Pada usia mudalah biasanya orang-orang terjerumus ke dalam pengaruh romantisisme, yang mencegah pengembangan pikiran dan hati nurani mereka, serta membiarkan diri mereka tidak mengenal agama, keimanan, dan tujuan penciptaan. Mereka sudah melupakan Allah, dan tidak tahu apa pun tentang cinta atau takwa kepada-Nya. Kemudian kemusyrikan menjadi umum dilakukan oleh generasi salah asuhan ini.

Televisi dan film-film sering memaksakan tokoh-tokoh romantis dan emosional pada para penonton. Mereka berkeras menyatakan bahwa sentimentalitas hanyalah kecenderungan alamiah pada manusia. Romans merupakan salah satu tema musik, puisi, dan sastra yang paling konsisten dan mudah dipasarkan. Setan tahu benar bahwa sentimentalitas adalah penyakit yang mencegah orang-orang berpikir lurus, mengenal realita, memikirkan Allah, dan merenungkan tujuan-tujuan penciptaan dan akhirat, dan bahwa sentimentalitas menjauhkan orang-orang dari mempraktikkan agama, dan akhirnya membawa mereka ke dalam kemusyrikan. Karena itu, setan terus berusaha menyesatkan masyarakat pada setiap kesempatan dengan memborbardirkan tema-tema sentimental secara konstan dan intensif.

Jadi, mereka yang berpikiran bahwa kemusyrikan hanya merujuk pada penyembahan tuhan-tuhan palsu, atau patung-patung batu atau kayu, sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap dirinya kebal dari masalah ini, atau menjadi salah seorang dari mereka yang akan berkata pada hari akhir, "Demi Allah, Tuhan kami, Kami bukan orang Musyrik." (QS. Al An'aam, 6: 23)


Wallahu alam


Sumber (e-book  harun yahya)

Sabtu, 20 April 2013

Gambaran Huru-Hara Awal Kiamat, Yang Terjadi Di Jaman Kita

- maling ayam tewas diegebuki koruptor melancong sesuka hati. Karena hukum bisa dijual beli
- binatang jadi manusia manusia jadi binatang (karena kebejadan moralnya)
- janin dibuang-buang. manusia pezina lebih buas dari binatang harimau
- kaum dhuafa dan pengemis diabaikan. sementara tiket konser (boyband) harga jutaan ramai dibeli tanpa menyesal. Justru yang gak kebagian tiket malah nangis -sungguh mengherankan sekali-
- pembantaian kaum dimana-mana. meskipun jumlah kaum muslimin banyak tapi tak berdaya menolong saudara mereka.
- pejabat pengumbar janji. rakyat kelaparan mau mati
- ABG-ABG sekolahan ramai tawuran, mabuk, narkoba, berzina.
- ramai-ramai da'i berjualan agama tak peduli umat dilanda kebobrokan moral
- yang pinter keblinger (pinter salah). yang bodoh tambah dungu
- anak kecil durhaka kepada orang tua. orang tua lalai tanggung jawab
- Bencana alam marak, karena kemusyrikan meraja lela.
- Sarjana banyak yang menganggur akan tetapi malah lulusan sd banyak yang jadi pelaku usaha (wiraswasta).
- Ramai-ramai 1 miliar manusia diabad 21 ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk kesia-siaan disitus jejaring sosial.
- Perzinaan tidak lagi dilakukan oleh remaja tetapi juga marak dilakukan oleh anak kecil usia SD
- Kebanyakan Remaja muslim lebih mencintai idolanya (artis) daripada mencintai agamanya.
- Pendidikan akhlaq dan agama semakin merosot, sehingga moral pelajar makin ngawur
- Maraknya pemurtadan oleh kaum orientalisme didaerah terpecil sementara sedikit sekali kepedulian kaum muslimin kepada mereka.
- Da'i dan ulama sibuk debat sendiri sementara umatnya rusak moral seakan-akan tak peduli.
- Orang kafir semakin gencar melakukan penghujatan diberbagai media elektronik maupun media cetak.
- Banyak yang ahli baca kitab tetapi kadang juga banyak yang tidak tahu makna yang dibaca. Sehingga pinter debat tetapi bodoh beramal
- Banyaknya remaja-remaja yang menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna, seperti nongkrong dipinggir jalanan,begadang, malam mingguan bahkan pacaran dsb.
- Semakin sedikitnya ulama (banyak yg wafat) dan semakin banyaknya ahli pidato (motivator, konselor dsb).
-  dunia pendidikan tercemar karena oknum guru melakukan tindakan seronok kepada muridnya.
- Masjid semakin sepi. Hotel, bar, dan tempat hiburan semakin ramai.
- Penyesatan umat oleh kaum-kaum intelejen kafir marak dengan kedok syariat.
- Jilbab dan kerudung sekarang berubah fungsi menjadi tren mode, jarang yang memakai jilbab karena mengikuti syari'at. karena kebanyakan jilbab jaman sekarang tidak memenuhi syar'i.
- Naik haji berkali-kali (bagi yang kaya), namun tak sedikitpun terlintas membantu saudaranya yang tidak mampu dan anak yatim piatu.
- Semakin merosotnya minat belajar buku, semakin meningkatnya penggunaan teknologi untuk hal sia-sia (sms-an ria, cattingan, facebookan dsb). Sehingga bangsa ini menjadi bangsa bodoh dan pendek akalnya.
- Semakin jauhnya generasi muda dari ilmu hikmah agama sehingga ilmu hanya sekedar masuk kerongkongannya saja. Karena kita perhatikan justru yang rusak moral malah kebanyakan kaum terpelajar.
- Orang kafir meniru tradisi islam banyak juga umat islam yang ikutan tradisi orang kafir.
- Banyak urusan umat tidak diserahkan kepada ahlinya tetapi diserahkan kepada orang bodoh yang gila harta sehingga kekacauan dimana-mana.

(ashabul muslimin)

Jumat, 19 April 2013

101 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA

Oleh : majelis ashabul muslimin


Bismillahirrohmanirrohim,

Siapakah golongan yang dijamin selamat oleh Rasulullah SAW. Jawabannya adalah ahlussunah wal jama'ah. Banyak sekali golongan kaum muslimin jaman sekarang ini mengaku paling ahlussunah padahal akhlaqnya belum tentu sesuai prinsip ahlussunnah. Para kaum muslimin pengikut rasululullah saw tidak saja lurus keyakinan dan keimanannya tetapi juga lurus dalam perilaku dan perbuatannya. Jangan mengaku ahlussunah jika keimanan dan akhlaq kita kepada Allah SWT dan sesama manusia kurang baik !!. Jika kita merasa diri paling benar jalannya paling sunnah ibadahnya akan tetapi gemar mencela dan memvonis jelek saudaranya, itu adalah termasuk kesombongan. karena menurut Rasulullah saw kesombongan itu adalah menolak kebenaran (ajaran islam) dan meremehkan orang lain (yang ia anggap lebih rendah darinya). Sombong dan merasa diri paling benar termasuk akhlaq yang tercela dan tidak termasuk akhlaq barisan ahlussunah wal jama'ah. Oleh karena itu jika ingin dijamin selamat masuk surga oleh rasulullah saw perbaguslah akhlaqmu setelah kita baguskan / luruskan keimanan kita.

Maka untuk menambah pengetahuan dan keimanan kita khususnya tentang akhlaq mulia kami cantumkan hadits lainnya tentang akhlaq ini. Begitu besar keutamaan ajaran beliau tentang sunnah akhlaq yang baik ini. Berikut kumpulan hadits rasulullah saw tentang akhlaq mulia :

  1. "Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya". (HR. Ar-Ridha)

 

  1. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang Mukmin-karena kebaikan akhlaknya-menyamai derajat orang yang biasa melakukan shaum dan menunaikan shalat malam." (HR Abu Dawud)

 

  1. Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

 

  1. Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat, pen.) dan sombong." HR at-Tirmidzi).

 

  1. Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya, beliau lansung menjawab, "Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia." (HR Muslim).

 

 

  1. Beliau bahkan bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-keta keji." (HR at-Tirmidzi)

 

  1. Rasulullah SAW pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

  1. Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    إن الله يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
    Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

 

  1. An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
    «
    الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
    Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]

 

  1. Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
    Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

 

  1. Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    "
    إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح]
    Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya. [Musnad Ahmad: Sahih]

 

  1. Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «
    إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

 

  1. Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار: حسنه الألباني]
    Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]

 

  1. Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa ...
    "
    اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ "
    Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku. [Musnad Ahmad: Sahih]

 

  1. Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ...
    «
    إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
    "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

 

  1.  Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. "Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik." (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)

 

  1. "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."(HR. Muslim)
  2. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)'." (HR. Muslim)

 

  1. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

 

  1. "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)

 

  1. "Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

 

  1. "Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." (HR. Ahmad dan Al Hakim)

 

  1. "Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya." (HR. Ibnu Hibban) Artinya kita jangan melihat siapa yang memberi nasehat tapi apa isi nasehatnya. Yakinlah bahwa segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala sesuatu hanya sebagai perantara.

 

  1. "Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi (tidak punya akhlaq), lakukanlah apa yang kamu kehendaki." (HR. Bukhari)

 

  1. "Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala." (HR. Ahmad)

 

  1. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku." Nabi Saw berpesan, "Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, "Jangan suka marah." (HR. Bukhari)

 

  1. " Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)

 

  1. "Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan paling dusta. (HR. Bukhari)

 

  1. "Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

 

  1. "Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)

 

  1. "Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu." (HR. Muslim)

 

  1. "Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. "Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)

 

  1. "Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

 

  1. "Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan.  (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)

 

  1. "Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

 

  1. "Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)

 

  1. "Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi).

 

  1. "Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya segala kebaikan." [HR. Muslim]

 

  1. اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به
    Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya." [HR. Muslim]

 

  1. "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)

 

  1. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

 

  1. "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)

 

  1. "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i]

 

  1. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]

 

  1. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)

 

  1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

 

  1. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 

  1. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

 

  1. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)

 

  1. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

 

  1. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati (menghibur hati) seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)

 

  1. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)

 

 

  1. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')

 

  1. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)

 

  1. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (Mutafaq'alaih)

 

  1.  Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)

 

  1. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)

 

  1. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

 

  1. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

 

  1.  Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)

 

  1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)

 

  1.  Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)

 

  1. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi

 

  1. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)

 

  1.  Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

 

  1. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)

 

  1. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)

 

  1. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

 

  1.  Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)

 

  1.  Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)

 

  1. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)

 

  1. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

 

  1. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)

 

  1. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

 

  1.  Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

 

  1.  Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 

  1.  Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)
  2.  Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)

 

  1.  Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)

 

  1. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)

 

  1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 

  1. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim) yang dimaksud hadits ini adalah fakir miskin yang sabar dan bersyukur dan kebanyakan wanita masuk neraka adalah karena banyak mengeluh kepada suami dan tak mau bersyukur.

 

  1. Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti dikalahkannya (menemui kesulitan). Bertindaklah tepat, lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR. Bukhari)

 

  1. Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)

 

  1. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)

 

  1. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)

 

  1. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 

  1. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan ..(HR. Muslim)

 

  1. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)

 

  1. Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan Ahmad)

 

  1. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)

 

  1. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)

 

  1. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

wallahu'alam


dari berbagai sumber dan kitab

Jumat, 12 April 2013

Bahaya Lidah Yang Tidak DiJaga


Oleh : NURSANJAYA
(Penulis adalah Dosen di STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.)
 
Lisan merupakan shalat satu bagian tubuh manusia yang amat berharga, dan satu hal yang telah kita ketahui bersama bahwa Islam adalah agama yang kaffah sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla (yang artinya),"Hai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaffah/menyeluruh dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya dia adalah musuh (kalian) yang nyata". (QS. Al Baqarah: 208).
 
Seorang sahabat yang mulia sekaligus merupakan ahli tafsir dari kalangan sahabat, Abdullah bin 'Abbas mengatakan, "Yang dimaksud Kaffah (dalam ayat di atas) adalah masuklah kalian ke dalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi was sallam secara menyeluruh" (Tanwirul Muqbas min Tafsir Ibni Abbas hal. 32, Asy Syamilah).
 
Jika hal ini telah kita pahami maka perhatikanlah betapa Islam sangat memberikan perhatian yang besar terhadap lisan melalui sabda Nabi SAW., (yang artinya), "Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata kata-kata yang baik atau ia diam" (HR. Bukhari no. 6475, dan Muslim no. 47).

Imam Nawawi mengatakan, "Makna sabda Nabi SAW., tersebut di atas adalah jika seseorang hendak berbicara dan hal yang akan dibicarakannya itu adalah kebaikan yang ia akan diberi pahala atasnya baik itu hal yang wajib atau sunnah, maka hendaklah ia berbicara. Namun jika tidak demikian, maka hendaklah ia menahan diri untuk tidak berbicara baik hal yang akan dibicarakan itu adalah suatu perkara yang haram, makruh atau mubah yang berada di antara kedua ujung (antara halal dan haram). Maka berdasarkan hal ini, perkataan yang hukumnya mubah dianjurkan untuk meninggalkannya agar tidak terjatuh dalam perkara yang haram atau makruh" (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim oleh Imam Nawawi dengan tahqiq Syaikh Khalil Ma'mun Syiha, hal. 209/II).

Namun sebagaimana dikatakan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin, perkataan yang baik itu ada dua macam perkataan yang baik jika: 1.Ditinjau semata-mata perkataan tersebut semisal dzikir kepada Allah dan membaca Alquran; 2.Perkataan yang baik jika ditinjau dari apa yang diinginkan darinya semisal perkataan yang hukum asalnya mubah namun hal yang diinginkan dari perkataan tersebut adalah memberikan rasa gembira kepada teman duduk (Syarh al-Arba'in an-Nawawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin hal. 200).
 
Mengejek, mengolok-olok
Jika demikian besar perhatian Islam dalam mashalat lisan, maka bagaimanakah hukum Islam mengenai orang yang mengaku Islam namun mengolok-ngolok shalat satu ajaran Islam?

Mengenai mashalat ini hendaklah kita menilik pada Alquran dan Sunnah. Kita dapat menyaksikan dalam sebuah ayat, Allah SWT berfirman (yang artinya), "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman". (QS. At Taubah: 65-66).

Ayat yang mulia ini memiliki sababun nuzul, sebagaimana yang diriwayatkan melalui jalannya Ibnu Umar, "Ada seseorang yang berkata dengan nada mencemooh pada saat perang Tabuk, "Aku tidak pernah melihat orang yang perutnya lebih besar (rakus terhadap makanan), lebih suka berbohong serta pengecut ketika bertemu musuh dalam perang dari pada ahli qira'ah kami (yang dia maksudkan adalah Nabi SAW., dan para sahabatnya)". Maka berkatalah 'Auf bin Malik, "Engkau telah berdusta bahkan engkau adalah orang munafik, sungguh akan aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah SAW". Maka Auf pun pergi untuk menemui Nabi SAW, namun ternyata Alquran telah mendahuluinya.

Abdullah bin 'Umar mengatakan, "Sesungguhnya kami melihat orang tersebut terseret-seret sambil memegang pelana unta Nabi SAW., dan batu-batu melukainya seraya mengatakan, "Wahai Rasulullah sesungguhnya hal itu kami lakukan hanya untuk berbincang-bincang sekedar bergurau di perjalanan dan kami tidaklah bermaksud mengejek atau mengolok-olok". Kemudian Nabi SAW., membacakan firman Allah (yang artinya), "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?" (QS. At Taubah: 65). Dan Nabi SAW., tidaklah menghiraukan orang tersebut dan tidak berkata lagi padanya". (HR. Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya no. 16911 hal. 331/XIV, Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya no. 10538 hal. 475/XXXV. Syaikh Ahmad Muhammad Syakir mengatakan riwayat dari jalur Ibnu Umar ini shahih sebagaimana dalam tahqiq beliau untuk tafsir ath-Thabari).

Perhatikanlah hadits tersebut di atas, jika sebagian sahabat yang ikut perang bersama Nabi SAW., melawan bangsa Romawi saja dianggap kafir karena mengucapkan satu kalimat semisal di atas dengan tujuan hanya sekedar berbincang-bincang dan bergurau di perjalanan tanpa maksud mengolok-olok maka jelaslah bahwa orang-orang yang melontarkan kata-kata kekufuran karena takut hartanya berkurang atau kehormatannya atau basa-basi lebih besar dosanya dari pada orang yang melontarkan kata-kata tersebut dengan tujuan sebagaimana dalam hadits tersebut. (at-Tanbihat al-Mukhtasarah oleh Syaikh Ibrahim bin Syaikh Shalih bin Ahmad al-Khuraisi hal. 73).

Berdasarkan ayat dan hadits di atas para ulama diantaranya Syaikh Prof. DR. 'Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin mengatakan, "Para ulama kaum Muslimin telah ijma' menetapkan kafirnya orang yang mengejek sesuatu yang merupakan bagian dari agama Allah SWT (sedangkan ia tahu bahwa hal itu merupakan bagian dari agama Allah), sama saja apakah hal tersebut dalam bentuk merendahkan, hanya sekedar main-main/gurauan, basa-basi dengan orang kafir atau selain mereka, ketika bertengkar dengan seseorang, ketika marah, atau selain hal tersebut" (Tahdzib Tashil al-Aqidah al-Islamiyah oleh Syaikh Prof. DR. 'Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, hal. 96-97).

Sebagian ulama membagi mashalat mengejek sesuatu yang merupakan bagian dari agama Allah dengan 2 jenis: 1.Pengolok-olokan terang-terangan, sebagaimana sababun nuzul surat At Taubah 65-66 di atas, semisal dengan itu orang yang mengejek tindakan orang yang menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, orang yang mengerjakan sholat karena mereka mengerjakan sholat, orang yang memilhara jenggotnya dan seterusnya.

2.Pengolok-olokan yang tidak terang-terangan, seperti menjulurkan lidah, atau bibir, dengan isyarat tangan ketika disampaikan/dibacakan Al Qur'an dan Hadits Nabi SAW., ketika amar ma'ruf nahi mungkar ditegakkan, maka hal ini pun termasuk kekufuran (at-Tanbihat al-Mukhtasarah, hal. 74).
 
Merujuk fatwa ulama
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz mengatakan "Tidak diragukan lagi bahwa mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, ayat-ayat-Nya dan syariat-Nya termasuk dalam kekafiran sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah: 65-66).

Termasuk dalam hal ini adalah mengolok-olok mashalat tauhid, shalat, zakat, puasa, haji atau berbagai macam hukum dalam agama ini yang telah disepakati. Adapun mengolok-olok orang yang memelihara (memanjangkan) jenggot, yang menaikkan celana di atas mata kaki (tidak isbal) atau semacamnya yang hukumnya masih samar, maka ini perlu diperinci lagi. Tetapi setiap orang wajib berhati-hati melakukan perbuatan semacam ini.

Kami menasihati kepada orang-orang yang melakukan perbuatan olok-olok seperti ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan hendaklah komitmen dengan syariat-Nya. Kami menasihati untuk berhati-hati melakukan perbuatan mengolok-olok orang yang berpegang teguh dengan syariat ini dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Hendaklah seseorang takut akan murka dan azab (siksaan) Allah serta takut akan murtad dari agama ini sedangkan dia tidak menyadarinya. Kami memohon kepada Allah agar kami dan kaum Muslimin sekalian mendapatkan maaf atas segala kejelekan dan Allah-lah sebaik-baik tempat meminta. (Kayfa Nuhaqqiqut Tauhid, Madarul Wathan Linnashr, hal.61-62).
 
Penutup
Setelah diketahui bahwa bentuk mengolok-olok atau mengejek orang yang berkomitmen dengan ajaran Nabi SAW., termasuk kekafiran, maka seseorang hendaknya menjauhinya. Dan jika telah terjatuh dalam perbuatan semacam ini hendaknya segera bertaubat. Semoga firman Allah Ta'ala berikut bisa menjadi pelajaran.

 "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (QS. Az-Zumar: 53).

sumber : koran waspada kolom mimbar jum'at,
20 May 2011

Selasa, 09 April 2013

Syair Islam : Waspadalah Pacaran !

(Oleh : Muhammad Ashabus Samaa'un)

Jangan mencoba jatuh cinta (mendekati) perempuan,

 jika kau belum siap melakukan pernikahan

 karena jika dibiarkan

ujung-ujungnya pacaran

 padahal pacaran

adalah pintu terlebar menuju jurang kemaksiatan

Yaitu perzinaan

Al-Qur'an telah mengatakan

Bahwa mendekati zina diharamkan

bila diabaikan ujung-ujungnya zina sungguhan

Karena apabila laki-laki dan perempuan bukan muhrim berduaan

Maka pihak ketiga adalah syetan

Yang selalu merayu dan menggoda manusia

Kedalam jalan kesesatan

 

 Hakikat Zina adalah kesenangan hawa nafsu sesaat

berakibat sengsara dan penyesalan tiada akhir kemudian

Perbuatan zina merendahkan martabat manusia melebihi hewan

 Karena dampak zina adalah merusak tatanan masyarakat

Pola kehidupan menjadi berantakan

Penyebab turunnya bencana  kemiskinan dan kebodohan

Merusak harapan dan impian generasi masa depan

  lebih buruk lagi adalah aborsi bayi besar-besaran

Sungguh perbuatan keji yang tidak mengenal perikemanusiaan

 

Tak ada yang mampu menjauhi perzinaan kecuali orang yang sabar

dan penuh keihlasan

menjalani segala ujian dan cobaan

 yang ditentukan Tuhan Semesta Alam

 Karena dia sadar bahwa dunia ini hakikatnya penjara kehidupan

 bukannya tempat yang penuh kesenangan

Akhiratlah sebenar-benar kehidupan

Disanalah sebenar-benar pengadilan

Nasib seluruh makhluk ditentukan

 

Barangsiapa menginginkan kebahagiaan

janganlah coba-coba melanggar aturan Tuhan

Maksiat besar berawal dari maksiat kecil yang diremehkan

Seperti meremehkan pacaran berujung pada perzinaan

Semoga kita bukan termasuk yang demikian

Yaitu yang mengikuti manusia kebanyakan

Yang mengambil keputusan tanpa pertimbangan

Yang mengutamakan dangkalnya pemikiran

Daripada ajaran Qur'an

Yang tersesat dari jalan kebenaran

Karena mengikuti hawa nafsu yang diperturutkan

Karena kebodohan dan kesombongan

  Karena ketidakpatuhan terhadap apa yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan

 

Syariat islam menunjukkan jalan keselamatan

Mengatur segala aspek kehidupan

Yang bermoral dan penuh pertanggungjawaban

Jika ajaran Islam diabaikan

Yang didapatkan adalah tidak lain tidak bukan

Menemui kesempitan hidup dan kesengsaraan

(Ashabul Muslimin)